Oregairu Volume 14 Interlude 2 Bahasa Indonesia

Oregairu Volume 14 Interlude 2 Bahasa Indonesia





 Aku tidak menangis, karena aku sudah banyak menangis.



 Itulah sebabnya, selama aku menyaksikan dia pergi, selama aku melambaikan tangan, aku memperhatikan punggungnya dan membakar pandangan ke mataku.



Ketika akhirnya dia menghilang, tanganku jatuh.



 Kantong plastik besar itu tidak berat sama sekali, tetapi tiba-tiba terasa sangat berat.



 Aku naik lift.  Sementara aku berjalan kembali ke apartemenku, kata-katanya terus bergema di telingaku,  berulang-ulang, seolah bercampur dengan gemerisik tas plastikku yang menjengkelkan.



 Aku bertindak seolah-olah aku tidak mendengarkannya dan membuka pintu apartemen.  Sablé menggonggong dan berlari ke arahku.



 "Aku pulang."



 Aku berjongkok di pintu masuk dan menepuknya.  Aku menertawakan perasaan geli ketika dia menjilat tanganku.  Di tangan itu, ada setetes air.  Meskipun aku tertawa, air mata terus jatuh dan turun.  Sablé menatapku dengan rasa ingin tahu.



 Tidak apa.  Jangan khawatir.  Aku baik-baik saja.



 Aku memeluknya erat sambil melafalkan kata-kata itu.  Tetapi kemudian aku menyadari bahwa tidak ada satu pun dari mereka yang benar-benar keluar, hanya nafas panas ku yang terus-menerus mengalir dari dadaku yang sesak.



 Ketika aku mencoba untuk mengusap mataki untuk membersihkan pandangan buram omo, tanganku terhenti.  Aku mendongak untuk melihat Ibu yang ada di sana.



"Matamu akan bengkak... oke?"



 Dia memiliki bau yang enak, dan ketika dia memelukku dengan hangat, aku akhirnya bisa mengeluarkan suaraku.  Aku tidak perlu menahan air mata lagi.  Tapi, tetap saja, kata-katanya tidak keluar.  Kata-katanya tidak bisa keluar.



 Aku tidak bisa mengatakan kata-kata sederhana, "Aku suka kamu." Itu seperti itu sebelumnya, tapi itu juga masalah yang lebih besar dari itu.  Itu hanya bukan emosi semacam itu.



 Untuk pertama kalinya, aku — kami benar-benar jatuh cinta.




Ehehemm, press 'F' to pay respect to Yuigahama Yui😂
Dengan membaca ini saja kita tau bagaimana kelanjutan takdir Yui, Yukino, dan Hachiman. Bahkan hanya dengan membaca chapter ini saya bisa merasakan kesedihan yang Yui rasakan...
Jadi ini merupakan adegan pasca Yuigahama Yui dan Hikigaya Hachiman berbicara di taman,  atau di taman
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url