Oregairu Shin Volume 1 Chapter 1 Bahasa Indonesia
Oregairu Shin Volume 1 Chapter 1 : Jadi, Masa Remaja Tak Akan Berakhir.
Baca sebelumnya : Oregairu Shin Prelude
Tak peduli bagaimana musim silih berganti, ada beberapa hal yang tidak berubah.
Bulan April sudah setengah terlewati. Dari jendela ruang kelas, kau bisa melihat kalau Bunga Sakura mulai memudar.
Tetapi, ranting yang merentang di udara, batang tebal yang kokoh, dan akar yang tertancap ditanah masih ada.
Dari pohon sakura yang cantik menjadi pohon sakura dengan daun yang muda, meskipun keelokannya sudah berubah, dia takkan goyah dari akarnya.
Sama halnya dengan kebiasaan manusia.
Musim Semi ketiga di kehidupan SMA, tidak, kalau terbatas pada sekolah, untuk beberapa alasan inilah yang kedua kalinya, tapi menghitung masa SD dan SMP, inilah semester baru yang banyak kuhabiskan.
Tak peduli seberapa lama ia sudah terlewat, aku masih tidak suka musim ini.
Atmosfir dari pemeriksaan yang ketat dan dialog yang dangkal, aku sudah lama terbiasa dengan hal-hal ini.
Karena aku harus bertemu dengannya setahun sekali, jadi sekarang aku bisa mengatakan “tahun ini sudah masuk musim itu ya...”. sebagai contoh, itu adalah set minyak salad yang orang-orang kirimkan ke orang lainnya di musim Panas. Kupikir itu adalah Calpis, tapi saat aku membukanya, itu adalah minyak, yang mana membuat Mama dan Komachi senang. Tetapi, um, aku sangat senang mennerima minyak itu, lagip pula, dia bisa digunakan untuk menggoreng masakan juga.
Aku harus terbiasa dengan atmosfir semester baru yang unik ini, tapi aku masih merasa tidak nyaman, bahkan lebih buruk dari tahun sebelumnya, jadi aku mulai bertanya-tanya apa mungkin aku terkena demam.
Tapi aku sangat tau alasan yang sebenarnya.
Itu karena penempatan di tahun ketiga SMA.
Tidak, tidak ada yang salah dengan urutannya itu sendiri.
Lagipula, aku merasa tidak nyaman dengan siswa sekelas, dan aku tidak punya nostalgia. Terlebih, ini membuatku ingin menangis dan menutup muka dengan bantal dan komplain dengan keras, “Aku di kelas yang berbeda dengan Totsuka~!”. Aku takkan memaafkanmu, Mentri Pendidikan.
Tapi dengan itu, hal baik memang susah, hidup selalu penuh dengan perpisahan. Tak mungkin untuk membuat perbedaan jarak pendek. Lebih baik berkata kalau aku terbiasa dengan hal itu.
Dalam pengertian, itu berarti aku bisa pergi ke lapangan tenis saat jam makan siang untuk meng-Hikki dia, dengan demikian bisa membuat serangan balik pamungkas kepada sang takdir. Bisa dibilang kalau pemisahan kelas itu benar-benar tidak berbahaya buatku.
Lagipula, pelaku yang membuatku tak nyaman bukanlah pemisahan.
Sebelum aku tau, aku memfokuskan mataku dan menatap pelakunya, mungkin bahkan sedikit menampar lidahku juga.
Suara itu sepertinya didengar olehnya, atau mungkin dia merasa ada tatapan kebencian yang ada dibelakangnya, yang mana membuat pelaku tidak nyaman dan memutar kepalanya.
Garis lehernya terkejut dengan lembut, dan alisnya berkibar dalam angin.
Hayama Hayato.
Dia adalah mantan sekelas sekaligus rekan sekelasku saat ini, yang merupakan penyebab utama dari ketidaknyamananku.
Aslinya Hayama punya senyum yang lancang. Saat matanya bertemu dengan mataku, tatapan menggodanya terpancar dari matanya. Dia menaikkan ujung mulutnya dan sedikit memiringkan kepalanya.
Seperti menanyakan padaku “ada apa?”.
Aku hanya menatapmu...
Aku sedikit menggoyangkan kepalaku sebagai respon.
Lalu Hayama mengangkat bahu dengan diam, seperti berkata. “Jangan memanggilku kalau tidak ada apa-apa.”
Enggak, aku nggak memanggilmu...
Aku mendesah secara tidak sabar, lalu-
“Tobehu...”
Ledakan tawa datang ke telingaku.
Dalam sekejab, Hayama dan aku meluruskan badan.
Itu dia! Gadis itu datang! Aku meningkatkan kewaspadaanku dan menyadari seorang siswi muncul di pojok penglihatanku.
Dia punya rambut hitam sebahu yang lembut, kacamata berframe merah, dan mulutnya dipelintir secara tidak adil, menunjukkan senyum yang menyenangkan.
Ebina Hina.
Dia juga mantan rekan sekelas sekaligus rekan sekelasku, yang merupakan penyebab ketidaknyamananku yang lain.
Dia tersenyum dengan kepuasan, mengambil kursi di sebelah Hayama, lalu mulai membandingkan aku dan Hayama secara bergantian.
“Aku sekelas dengan Hikitani-kun lagi.”
“Hahaha...”
Hayama tersenyum kering saat dia berkata dengan nada menggoda.
“Ya, benar, ini disebut Nie Yuan (Tak bisa dipisahkan)...”
Hayama menjawab dengan pasrah, tapi berhadapan dengan Ebina, kata-katanya merupakan kesalahan yang besar. Tak terduga, Ebina tersenyum dengan gembira dan berkata :
“Nie Yuan (Tak terpisahkan)... Busuk Busuk...” (Dalam bahasa Jepang Nie Yuan adalah “腐れ縁” )
Dia menjilat bibirnya dengan genit, penampilannya tidak menarik, hampir seperti monster.
Sejauh ini, Miura mencegahnya melarikan diri! Wahai Ratu, kemarilah! Aku menahan napasku dan mengecilkan bahuku, dengan diam menunggu badai untuk lewat dengan suasana berdoa.
Karena tempat duduk di semester baru itu selalu diatur berdasarkan nomor absen, tempat duduk di depanku ada Hayama.
Sekolah di Chiba menggunakan hari ulang tahun untuk mengatur nomor absen sampai SMP, tapi aku tidak tau kenapa urutan berdasar huruf Hirakana digunakan saat awal SMA. Sialan, kalau menggunakan hari ulang tahun,punyanya Hayama kan 28 September, dan dia akan berada di urutan belakangku...
Ya Tuhan, aku ingat hari ulang tahun Hayama dengan jelas...
Bukankah itu membuat aku terlihat peduli dengannya...
Sepertinya Ebina waspada terhadap peranku sebagai gadis yang sedang jatuh cinta di hatiku. Dia berjalan dengan cepat dan mulai mengaktifkan perubahannya.
Aku baru merasakan yang seperti ini saat aku di kelas 3 SMA.
Tentu saja, kami bertiga tidak setiap saat bersama.
Dari sudut pandang yang lain, Hayama dan Ebina sering berbicara dengan rekan kelas yang lain dan sepertinya mereka cukup akur. Singkatnya, mereka berdua lebih banyak menghabiskan waktu dengan yang lain. Tapi mungkin karena urutan tempat duduk, yang kadang-kadang terjadi.
Contohnya, saat awal masuk sekolah, saat semuanya memikirkan apa yang akan selanjutnya mereka lakukan, contohnya, saat jam istirahat hampir selesai atau sesaat setelah kelas berakhir.
Di waktu seperti ini, sebuah komposisi akan terbentuk, karena itu, aku tetap bersama Hayama dan Ebina.
Bahkan kalau diingat-ingat, kami jarang mengobrol, kami selalu mengatakan beberapa kalimat sederhana, bahkan bukan basa-basi. Lebih baik disebut kalau kami hanya berkomunikasi lewat desahan.
Tapi satu bulan sebelum pergantian urutan kursi yang selanjutnya, keadaan ini akan berlanjut sampai saat itu.
Hanya dalam satu bulan, aku masih bisa bertahan.
Dan dengan pengalaman tahun lalu, aku juga belajar bagaimana cara akur dengan Hayama dan Ebina.
Kami saling percaya dalam keyakinan yang sama, tapi tidak mencampuri hubungan orang lain.
Karena baik Hayama dan Ebina memilih untuk memeilihara status quo, cukup mudah untuk akrab dengan mereka, tapi sepertinya situasi ini berbeda dengan murid lainnya.
Hayama Hayato adalah selebriti terkenal. Ebina Hina juga salah satu dari mereka. Ada banyak orang di kelas yang berteman dengan mereka, plus, beberapa orang pasti akan menggunakan kelas semacam ini untuk membuat hubungan baik dengan mereka.
Pandangan kelas akan secara alami bergerak ke arah Hayama dan yang lainnya.
Tetapi, Hayama menghalangi pandangan-pandangan itu secara terus terang dengan cara yang tidak membuat orang lain mereasa bersalah, sementara Ebina menggunakan Mode Busuk untuk menjadikan dirinya sebagai Harlequin, jadi semuanya tak dapat mendekati mereka.
Mentri Rumah Tangga yang melewati rintangan mereka pasti seorang yang hebat...
Meskipun tak bisa dikatakan kalau Cao Cao tiba, saat aku memikirkan hal-hal ini, ada keributan diluar kelas, dan lalu pintu ruang kelas terbuka.
“Hayato! Dengarkan aku~”
Dengan aksen suara yang menyebalkan, seseorang seperti Nobita yang menangis meminta pertolongan Doraemon, berlari dengan berisik. Dia adalah mantan rekan sekelas kami, Kakeru Tobe.
“Ini buruk, Yumiko memintaku mengatur pesta kelas 2F, tapi karena klub sepakbola ada pertandingan terkahir, aku bilang kalau tidak ada waktu...”
Segera setelah Tobe datang pada kami, dia bermain dengan rambut di belakang lehernya dan mulai berkeluh kesah.
Itu dia, itu terdengar sangat sulit.
Faktanya, para siswa yang masih ada di ruang kelas mendengar obrolan Hayama dan lainnya, dan mereka juga membuat atmosfir dari “Ah- Miura-dan... Jadi begitu...”.
Tapi dengan level pengetahuan seperti ini, pemahaman antara Hayama Hayato dan lingkarannya benar-benar kurang.
Faktanya, baik Hayama atau Ebina tidak bereaksi sama sekali.
Tak terduga, selanjutnya Tobe mengganti nada bicaranya.
“Ini buruk, aku mengerahkan segalanya untuk pertandingan final klub sepakbola, ya kan?”
Setelah itu, dia melirik ke Ebina.
“Tapi dia memintaku melakukannya, apa yang harus aku lakukan? Oh, sialan. Aku juga bertanggung jawab untuk pesta di kelas baruku. Aku penasaran apa ada orang lain yang bisa melakukannya.”
Setiap kali dia mengucapkan kata, dia melirik ke Ebina.
Bahkan kalau kamu tidak mengerti isi kalimatnya, kamu bisa tau kalau dia membual soal dirinya sendiri dalam cara ‘masosis’. Tapi sepertinya ini hanya memiliki sedikit efek kepada sang targer, Ebina. Dia belum belum berkata apa-apa dari tadi, Cuma tersenyum dan mengangguk.
“Tidak mudah untuk berhubungan dengan Tobe.”
Respon Ebina yang keluar topik dan tidak jelas membuat Tobe terdiam untuk sesaat. Tapi dia bukan pria yang gampang menyerah, inilah Tobe.
“Oh, ini sangat buruk. Ah! Akan luar biasa kalau ada orang lain yang bisa mengurusnya! Tapi aku ingin bersiap untuk klub juga! Ah! Oops! Tapi ini kan yang terakhir di waktu SMA, dan tentu saja, aku ingin mengurus pesta kelas.”
Sepertinya dia menganggap ini sebagai upaya terakhir untuk kemenangannya, dan terus menyerang dengan tombak panjang bernama Bualan. Um, senjatamu bambu runcing...
Ketekunannya sangat menyentuh, tapi frekuensi dia datang ke kelas kami dan pusat bualannya semakin meningkat beberapa hari ini. Sebagai pengamat, jujur saja aku khawatir.
Orang ini merasa cepat atau lambat, dia akan mulai memposting “Meski terlihat remeh, tapi di Hari Ibu, aku kembali ke kampung halamanku dan memberikan anyelir untuk onii-chan yang bermain bersama saat aku masih kecil”.
Mereka yang mendengarkannya juga secara bertahap menunjukkan ekspresi "Ada apa dengan orang itu ..."
Tetapi orang yang akan menemukan cara untuk mengatasi masalah ini adalah Hayama Hayato sebagai pembersih udara manusia. Meskipun dia tidak tahu apakah dia memiliki fungsi plasma, dia menghembuskan napas seperti setelah makan FRISK mint. Lalu dia tersenyum pelan.
Melihat senyumnya yang hangat, Tobe pun menggaruk hidungnya dengan malu-malu.
Kemudian Hayama terus tersenyum dan berkata:
“Bukankah ini berarti semua orang menganggapmu sangat dapat diandalkan? Ini baik. Kamu tidak perlu khawatir tentang klub. Berkonsentrasilah pada pengorganisasian pesta. "
Jawaban yang hampir sempurna. Sekilas, pidatonya memang terdengar seperti orang dewasa. Tobe membual begitu menjengkelkan tentang dirinya sendiri, tapi dia bisa menanggapi dengan senyum manis, dan dia memang dia.
Faktanya, orang-orang yang tinggal di kelas untuk mendengarkan Hayama dan percakapan mereka juga memancarkan suasana "Ah, seperti yang diharapkan menjadi teman sekelas Hayama, benar-benar seperti orang dewasa."
Tetapi dengan tingkat pengetahuan ini, pemahaman tentang Hayama Hayato dan lingkarannya sama sekali tidak memadai.
Bagi orang yang memiliki tingkat kontak tertentu dengan Hayama, arti kata-katanya sangat jelas.
Memahami arti dari kata-katanya, Tobe mengulurkan tangannya ke bahu Hayama dan memuntahkan:
“Tunggu tunggu! Hayato! Jangan jangan jangan! Aku juga ingin bekerja keras di klub!”
Tapi Hayama menghindari tangan yang diulurkan oleh departemen rumah tangga dan berkata sambil tersenyum layaknya sedang berburu :
“Jangan khawatir tentang itu, pesta kelas, pergilah.”
Senyuman terus terangnya dengan gigi putih membuat sudut mata Tobe berkaca-kaca. Ini seperti mengatakan bahwa klub sepak bola tidak membutuhkan kamu lagi… Satu-satunya orang yang dapat membuat Hayama berbicara terus terang dan menusuk adalah Tobe.
Dengan kata lain, dia membuka hatinya untuk pria gelap yang merepotkan, sulit dilayani, bengkok dan hangat ini. Sungguh menakjubkan.
Mengenai bagian dari kepribadian gelap Hayama, Ebina dan aku mengangguk tanpa terkejut. Di sisi lain, para siswa yang pernah tinggal di kelas pada kelas dua dan tiga mulai berbicara secara rahasia.
“Haruskah kita juga mempertimbangkan untuk mengadakan pesta kelas?”
"Ya kan? Kalian ingin melakukannya juga. ”
Karakter latar belakang yang panjang di kelas mulai berbicara. Percakapan ini jelas terjadi dengan teman-teman di sekitarnya dan di lingkaran mereka sendiri, tetapi mereka diam-diam mengarahkan pandangan penuh harapan mereka pada Hayama.
Sidang seperti pertemuan kelas dan reCouncils kelas sering diatur oleh tokoh sentral kelompok itu.
Meskipun tidak ada siswa di kelas yang mengajukan permintaan secara terbuka, mereka semua mengungkapkan keinginan mereka agar Hayama dapat menyelenggarakan pesta kelas. Ruang kelas dipenuhi dengan suasana menunggu Hayama mengatakan "Ayo lakukan (menunjukkan gigi putih ☆)".
Menyadari ini, Hayama menghela nafas sedikit.
Kerja kerasnya… Tahun ini, dia juga harus menjadi pusat kelas, dan menjadi Hayama Hayato semua orang.
Tepat ketika aku bertindak seolah-olah aku tidak ada hubungannya dengan urusanku sendiri, Tobe berkata "Hah?" dengan ekspresi bingung.
“Ebina, apa kamu belum mengadakan pesta kelas?”
Dia sepertinya telah mendengar bisikan teman sekelasnya. Setelah melihat sekeliling, dia menarik rambut di belakang lehernya dan mengajukan pertanyaan kepada Ebina.
"Iya. Tidak ada orang yang memulainya. "
Ebina yang ditanya tersenyum keras, lalu menoleh dan menatapku dan Hayama.
"Aku tidak tahu apakah itu akan dilakukan ~?"
"Siapa tahu…"
Menghadapi suara yang berkepanjangan dan berpura-pura menjadi bodoh, Hayama mengangkat bahunya sebagai tanggapan. Kemudian dia sepertinya memikirkan sesuatu, dan senyuman buruk tiba-tiba muncul di sudut mulutnya.
"Iya kan?"
Dia melontarkan pertanyaan singkat padaku dan memiringkan kepalanya secara artifisial.
Hentikan, jangan tanya aku… apa hubungannya denganku… tolong jangan libatkan aku dalam masalah…
Untuk mengungkapkan ide ini, aku mendirikan buku teks yang baru dan mengetuknya dengan keras di atas meja, lalu menaruhnya di laci. Pada saat yang sama, dia mengambil tas sekolahnya dan berkata dia akan kembali. Lagi pula, sudah hampir waktunya untuk kegiatan klub…
Aku berencana untuk beranjak dari tempat duduk, tetapi Ebina dan Hayama melanjutkan percakapan, sama sekali mengabaikaku.
“Tapi aku benar-benar ingin melakukannya.”
“Lagipula, jika kita tidak melakukannya sekarang, tidak akan ada waktu lagi setelah itu.”
"Ya!"
Bahkan Tobe, teman sekelas yang tidak ada hubungannya yang dari kelas lain, bergabung dalam percakapan, dan lambat laun, suasana untuk mengadakan pesta kelas muncul.
Tidak bagus… Jika aku tetap di sini, aku pasti akan dipaksa untuk berpartisipasi!
Bahkan sekarang, mereka bertiga menatapku dengan penuh arti seperti "Apa yang harus aku lakukan?" Seolah menunggu jawabanku, kami diselimuti keheningan yang aneh.
Jika mereka setuju saat ini, mereka mungkin berkata kepada ku, “Kalau begitu aku akan menyapa para gadis. Hayama akan bertanggung jawab atas sisi anak laki-laki. Kemudian Hikigaya akan bertanggung jawab untuk menghubungi semua orang, memutuskan lokasi dan membuat janji sebelumnya. Semua tugas lainnya yang merepotkan.”
Karena itu, bahkan jika aku dengan tegas menentang mengadakan pertemuan kelas, aku tidak dapat menentang suasana bertahap ini. Menghadapi Hayama dan Ebina, aku merasa itu tidak berguna bahkan jika aku ingin sedikit membicarakannya. Aku benar-benar tidak pandai menangani dua orang ini…
Dengan cara ini, hanya ada satu hal yang harus kukatakan.
Aku mengambil keputusan, menghela nafas, dan kemudian berbisik:
“Jika waktu dan hal-hal spesifik telah ditentukan, ingatlah untuk memberi tahuli…” Ini adalah Nirwana milikku, sebuah keadaan atau tempat yang ideal atau indah.
Kapan pun kamu ingin memulai sesuatu, cukup ucapkan kalimat ajaib ini, kamu bisa secara diam-diam menunjukkan bahwa kamu tidak memiliki ide utama.
Orang yang mengatakan ini pada dasarnya tidak akan melakukan apa-apa, dan dia bahkan tidak membayar bagian. Dia adalah bajingan yang menunggu seseorang memanggilnya, jadi dalam banyak kasus, orang ini tidak akan pernah dipanggil lagi. Tetapi jika masalah spesifik benar-benar diberitahukan, maka cukup ucapkan "Pergi jika kamu bisa pergi" saat ini. Meskipun ini adalah ekspresi eufemisme dari orang-orang Kyoto, baik Hayama dan Ebina sepertinya mengerti maksudku. Keduanya tersenyum malu dan mengangguk ringan, dengan ekspresi yang ingin mengatakan "Kurasa begitu."
Namun terkadang akan ada satu atau dua orang yang tidak bisa mengerti.
Orang ini, maksudku Kementerian Rumah Tangga.
Tobe bermain dengan rambut menjengkelkan di belakang lehernya, memasang ekspresi serius dan merenung sejenak, lalu tiba-tiba menepuk pundakku.
“Tidak, hal semacam ini tentang minat, kan? Kamu harus segera membuat keputusan dengan minat, jika tidak, jika kamu selalu mempertimbangkan pengaturan orang lain, kamu tidak akan hidup sukses. WEI benar, WEI! ”
“Oh, bagus… jangan membuat ucapan yang benar tiba-tiba…”
Karena senyuman yang dia tunjukkan kepadaku begitu tampan, tanpa sengaja aku menanggapinya dengan normal.
Bahkan aku menjawab.
Suara keras Kementerian Rumah Tangga yang tidak biasa terdengar sampai ke telinga siswa lain yang tetap berada di kelas.
Di depan kelas, sekelompok pria dan wanita tiba-tiba kembali menatap kami.
Kesan pertama yang mereka berikan kepada orang-orang bukanlah tipe yang sangat menarik perhatian. Mereka tidak menarik Hayama dan yang lainnya, juga tidak memancarkan aura suram seperti orang-orang dari Zaimokouza dan klub game. Untuk menambahkan satu kalimat lagi, tidak ada perasaan gelap Sagami.
Sejujurnya, mereka disebut orang biasa. Beberapa orang mungkin menyebut dengan orang rata-rata, tetapi dibandingkan dengan orang yang aku kenal, lebih tepat untuk menggambarkan mereka sebagai orang biasa.
Tetapi karena itu, mereka memberi orang perasaan beradaptasi dengan kehidupan sekolah. Lebih baik dikatakan bahwa mereka telah banyak beradaptasi sehingga orang-orang tidak dapat mengingat penampilan dan nama mereka, sehingga mereka disebut Jackie Chan dan Karakter Latar Belakang Panjang tanpa izin.
Yang disebut teman sekelas Karakter Latar Belakang dan Karakter Latar Belakang Panjang melirik Hayama, lalu saling memandang, dan berbisik "Apa yang harus aku lakukan?" "Haruskah kita bicara?" "Lakukan saja?"
Pada akhirnya, mereka sepertinya telah sampai pada kesimpulan bahwa salah satu teman sekelas Long Background Character dengan rambut hitam pendek mengangguk, dan kemudian berdiri.
Ditonton oleh teman-temannya, dia berjalan ke arah kami dengan beberapa langkah gugup.
Rambutnya sedikit melengkung ke dalam, kira-kira sepanjang bahunya, dan beberapa poni tergantung di depan dahinya yang indah. Setiap langkah yang diambilnya, rambutnya bergetar karenanya.
Dia memiliki ciri-ciri yang baik dan membuat orang merasa sangat bersemangat. Selain itu, dia pendek, sehingga dia terlihat seperti rusa liar saat berjalan.
Karena tidak lama setelah pemisahaan, aku tidak dapat mengenali banyak teman sekelasku, tetapi aku mendapat kesan dari teman sekelas perempuan ini.
Aku ingat sepertinya dia yang menjadi ketua kelas.
Namanya… uh… namanya… sepertinya Mio Tomioka, kan?
Tidak, ini Tomioka Metropolis? Atau Mika Tomioka? Tidak, bukan? Tomioka itu indah ... Tapi kebalikannya juga mungkin untuk Tomomi ...
Tidak peduli yang mana, yang pasti adalah Fu teman sekelasnya. Aku sebenarnya cukup pandai mengingat nama orang lain, begitu baik sehingga aku tidak pernah melupakan nama teman sekelas lain di Sichuan. Apa yang Chuan lakukan sekarang…
Tepat ketika aku tenggelam dalam memori nama teman sekelas Chuan, teman sekelas Fu (TL Note : mengacu pada gadis sebelumnya) mendatangi kami, menarik napas dalam-dalam, dan berkata kepada kami:
“Itu, itu…!”
Karena tegang, suaranya menjadi sedikit tajam, tetapi di luar dugaan sangat energik. Karena suara tiba-tiba dari belakang, Kementerian Perumahan ketakutan dan memanggil.
Fu, Dia sangat takut sehingga dia tidak bisa berbicara.
Suaranya yang tajam dan teriakan yang tidak menjanjikan membuat mata kelas berkumpul, yang mungkin memalukan, dan dia tersipu. Di kelas yang sunyi, untuk mengisi keheningan ini, dia terus membisikkan "itu ..." di mulutnya.
Melihat ini, Ebina melangkah maju dan memeluknya.
“Oh ~ ada apa?”
Setelah Ebina memanggilnya, dia mulai membelai kepalanya. Itu luar biasa, kamu benar-benar pantas menjadi dirimu... Ebina tau bagaimana memperhatikan kata-kata dan penampilan, jadi kemampuan untuk membantu orang lain disekitarnya juga terbaik... Dia memang ahli dalam menjinakkan singa liar Miura, kucing liar di Sichuan yang terancam punah... Aku tidak tahu apakah ini terus berlanjut, Fu akan menjadi anggota baru "Kerajaan Hewan Ebina" ...
Selagi aku memikirkan hal ini, Fu perlahan menjadi tenang di pelukan Ebina.
Melihat dia mendapatkan kembali kedamaian, Hayama bertanya padanya di saat yang tepat:
“Tomioka-san, ada apa?”
Ah, ini Tomioka, ya, ini Tomioka. Hmm, aku sudah lama mengetahuinya, dan aku mengangguk sendiri saat Hayama tiba-tiba melirikku. Dari pandangan itu, aku melihat penghinaannya yang seperti mengatakan,
“Apa kau tidak ingat namanya.”
Tidak, apa aku ingat dengan baik? Bukankah itu hanya teman sekelas di Tomioka? Ingin kamu merepotkan. Tapi apapun yang terjadi, dia akan memberitahuku pada akhirnya bahwa Hayama benar-benar lembut ☆
Tepat saat jantung gadisku berdebar kencang ☆, Tomioka-san sepertinya seperti diriku, dan jantung gadis itu berdebar kencang di depan Hayama.
“Nah, kamu baru saja membicarakan pesta kelas, kan?”
Setelah Fu terbata-bata, dia melirik Hayama.
“Ya, bicarakan saja. Apakah kamu juga berbicara di sana? ”
Setelah Hayama menjawab dengan senyuman seperti biasa, Tomioka menjauh dengan panik.
Oh, betapa reaksi seorang gadis. Hayama sangat tampan, dan cukup menonjol dalam hal penampilan. Jika kamu tidak terbiasa, kamu tidak dapat melihatnya langsung, bukan. Aku tahu. Terkadang aku tidak berani menatapnya secara langsung.
Aku melihat pemandangan ini dengan senyuman di wajahlu. Pada saat ini, mata Tomioka-san menjauh darinya dan bertemu dengan mataku.
Tentu saja, dia tidak memalingkan muka dariku lagi.
“Jadi, apa yang kamu rencanakan setelah ini?…Apa? Pertemuan kelas? Pesta makan malam? Sesuatu sepert itui…"
Tomioka mencengkeram erat pita di dadanya dan menatapku dengan mata yang tulus. Karena dia tidak dapat mengetahui jarak antara satu sama lain, dia menambahkan nada menenangkan di tengah jalan, yang darinya kami dapat melihat karakternya yang canggung dan serius.
Aku kira dia mengatakan ini karena dia mendengar pepatah bodoh "Putuskan minat, WEI" sekarang. Kementerian Rumah Tangga, ini semua salahmu, mohon maaf secepatnya!
Sebagai seseorang yang memiliki atribut Onii-chan, melihat seorang gadis kecil yang sangat putus asa, aku ingin mengikutinya sebanyak mungkin, tetapi jika aku harus pergi setelah ini, aku terlalu tidak sabar.
Aku juga punya agenda sendiri selanjutnya. Seperti biasa, "Aku ada urusan lain." hanyalah alasan yang umum. Nyatanya, itu hanya digunakan untuk menyaksikan tayangan ulang kegiatan idola. Tapi hari ini aku benar-benar memiliki agenda yang tidak bisa aku abaikan... aku benar-benar ingin membolos darinya jika aku bisa.
Untuk menghilangkan pandangan teman sekelas Tomioka yang menatapku, aku mau tidak mau melirik ke samping dan meminta bantuan Hayama.
Dengan kata lain, kamu kan yang ditanya, bukankah seharusnya kamu juga yang menjawabnya? ——Aku memberikan tekanan diam ini padanya, dan menggerakkan daguku untuk mendesaknya untuk merespon dengan cepat.
Hayama menghela nafas sedikit, mengangguk menanggapi aku, dan kemudian dia segera memasang senyum lancang dan sembrono yang biasa di wajahnya, dan menoleh ke Tomioka.
“Maaf, kita akan pergi ke klub.”
“Ya, maaf Fu. Kami menangani sepakbola dengan sangat serius. Ah, ini masalah yang berbeda dari Hikigaya. "
Setelah Hayama tersenyum dan menampik, Kementerian Rumah Tangga pun langsung menggema. Ngomong-ngomong, tidak ada yang memanggilmu, kamu dan kami tidak sekelas, kan… Tapi karena aku juga punya klub sendiri untuk dihadiri, aku harus dengan patuh mengangguk dan mengikuti mereka.
Jadi Tomioka juga mengangguk.
“Hey, itu benar…! Itu sebabnya, setelah klub berakhir atau semacamnya. "
Dia mengangguk untuk menyatakan pengertian, dan meskipun nadanya terdengar bersalah, dia tidak putus asa. Aha, tampaknya gadis jujur yang agak rumit.
Hayama dan Ebina juga sedikit takut dengan auranya yang bergejolak.
Selama Hayama menolak dengan senyum lancang, kebanyakan orang akan menyerah begitu saja. Sejauh yang aku tau, triknya hanya akan sia-sia di depannya.
“Fu, aku sangat tertarik. Memang, aku bisa pergi setelah klub selesai! "
Tampak mengagumi karakter langsung Tomioka, Tobe meniup peluit jelek dan memilih mendukung. Tidak, kamu kan tidak berada di kelas ini, kan…
“Aku juga bebas hari ini.”
Ebina dengan lembut mengangkat tangannya setuju, dan Hayama segera mengangguk.
“Setelah klub selesai…”
Kemudian dia menatapku dan bertanya apa yang aku rencanakan.
“Ah, kalau hari ini agak…”
Aku hampir secara refleks mengatakan deduksi ini. Hayama sedikit bingung saat mendengarnya, tapi sepertinya dia langsung mengetahuinya, mengangguk dan berkata:
"--Oh ya. Benar-benar tidak mungkin kamu bisa pergi. "
"Apa?"
Karena Hayama membuat tampilan yang tidak bisa dijelaskan, aku mau tidak mau menatapnya dengan terkejut. Pada saat ini, Tomioka menyela dengan panik.
“Ah, kamu bisa pergi kapan saja! Kami hanya akan bermain, dan tidak masalah kalau datang pada malam hari… ”
“Ini bukan… bagaimana ya, aku hari ini, ini hanya tidak bisa…”
Karena dia terlalu kuat, untuk sementara aku tidak tahu bagaimana harus menjawab. Pada saat ini, Hayama di samping menahan senyuman, bahunya gemetar terus menerus. Kemudian dia tiba-tiba mengangkat kepalanya dan menunjukkan senyum ramahnya padaku.
“Lebih baik dikatakan bahwa ini bukan pada malam hari.”
“Ya… itu benar, tapi kenapa terserah kamu… dan kenapa kamu tahu…”
Bagaimana situasi orang ini? Dia tertawa diam-diam mulai sekarang… Hei, tunggu sebentar. Apakah dia benar-benar tahu sesuatu? Tunggu sebentar, benarkah? Tunggu, hei, apa yang terjadi dengannya, oh my god, dia terlalu tertarik dengan urusanku, bukan? Menakutkanku.
Aku menatap Hayama, berniat untuk membaca arti sebenarnya dari senyumnya yang sangat menyenangkan dan tidak menyenangkan, tapi Tomioka di sudut pandangannya terus mengangkat tangannya, dan gerakannya mengingatkan pada datang dan melompat. Bambi kecil.
“Kalau begitu, ayo ganti ke lain waktu! Mari kita ubah ke hari ketika Hikigaya-san dapat berpartisipasi bersama! ”
"Hei, ah, aku benar-benar malu... tapi kamu benar-benar tidak perlu peduli padaku... aku selalu pergi ke pertemuan kelas selama aku bisa. Bersenang-senanglah, jangan khawatirkan aku… ”
Jika anda adalah orang yang mengenal saya, anda harusnya bisa langsung mengerti maksud saya dengan tidak pergi, tapi saat menghadapi orang yang baru pertama kali berbicara, sepertinya maksud saya tidak bisa tersampaikan.
Tomioka-san menatap mataku dengan erat, lalu menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.
“Tidak, menurutku ini tidak bagus!”
“Ah, apakah itu…”
Anak ini terlalu serius, kan…?
Ketika kata-kata dan perbuatan asal-asalanku tidak berhasil, aku berbicara tentang pengingkaran. Tepat ketika aku khawatir tentang masalah ini, Kementerian Rumah Tangga tidak tahan lagi, dan menyela untuk membantuku menyelesaikan permainan.
“Kalau begitu lihat jadwal satu sama lain minggu depan atau minggu depan!”
"Iya."
Hayama mengangguk menegaskan, dan Tomioka juga mengangguk. Terima kasih, Kementerian Rumah Tangga. Meskipun kita berada di kelas yang berbeda dan tidak akan memanggilmu di pertemuan kelas, terima kasih.
Semuanya akhirnya diselesaikan di sini, tapi kemudian sudah waktunya untuk kegiatan klub. Hayama mengambil tas sekolahnya dan Ebina melihat ini dan berkata pada Tomioka:
“Bolehkah aku makan denganmu mulai sekarang? Karena ada pesta kelas, mari kita bahas.”
“Ah, um! Baik! Mari makan bersama!”
“Mari mari!”
Jelas itu adalah suasana gadis-gadis yang akan makan malam bersama, tapi Tobe terlibat, jadi Hayama berkata sambil tersenyum:
“Oh, itu terlihat sangat menarik. Ayo pergi dan bersenang-senang.”
“Hei, sungguh, jangan lakukan itu, Hayato.”
TampilanTobe yang bersandar pada Hayama membuat Tomioka sedikit bingung, tapi setelah dia mengerti bahwa ini adalah cara bercanda di antara mereka, dia menunjukkan senyum lembut di wajahnya. Di saat yang sama, di sisi lain, Ebina berkata dengan wajah tenang,
“Yah, yang kuinginkan bukanlah seperti ini ~”.
Sungguh, Tobe × Hayato, menurutku cukup bagus… Tidak, ini Hayato × Tobe…
Memikirkan hal-hal ini di kepalaku, aku mengambil tas dan bangkit dari tempat duduk.
Sepertinya ini adalah sinyal, dan Hayama juga berdiri, dan kami meninggalkan ruang kelas ke koridor satu demi satu. Tobe, Ebina, dan Tomioka juga mengikuti.
"Ayo pergi."
Ketika aku meninggalkan kelas, aku menggumamkan sesuatu yang tidak dapat aku katakan, dan kemudian berencana untuk berbelok ke koridor menuju gedung khusus, pada saat ini.
"Hikitani."
Hayama menghentikanku tiba-tiba, dan aku berbalik.
Lalu dia menutup satu matanya dan tersenyum sarkastik.
"Teruskan."
“…Aku ingin kamu berbicara omong kosong.”
apa yang kau bicarakan? ——Aku tidak bisa mengucapkan kalimat ini, lagipula, aku tidak ingin bertanya balik. Yang paling penting adalah aku tahu apa yang harus aku lakukan hari ini.
Dan bahkan jika aku berpura-pura menjadi bodoh, Hayama pasti akan memberiku senyum hampa, tapi pahit seperti mengatakan, "Kamu pikir tidak apa-apa melakukan itu."
Jadi aku hanya mengangkat satu pipi, memutar sudut mulut, dan menghela nafas dan mengatakan sesuatu yang kejam.
Adapun apakah Hayama mendengarnya atau tidak, aku tidak tahu. Bagaimanapun, kami pergi ke arah yang berbeda, dan sekarang kami tidak dapat memastikannya.
Karena aku mendengar Ebina tertawa keras dan berkata, "Ini yang kuinginkan, busuk, busuk," jadi dia seharusnya mendengarnya. Tetapi karena aku terlalu takut untuk melihat ke belakang, aku berjalan cepat.
Aku berjalan cepat di koridor, dan dari jendela aku bisa melihat bunga sakura di halaman.
Embusan angin meniup kelopak bunga putih ke seluruh langit, dan ketika angin berhenti, hanya daun hijau cerah yang tersisa di pohon.
Adegan yang tidak akan pernah aku lihat lagi ini membuaku berhenti.
Ini adalah musim semi terakhir di SMA.
Awal musim panas akan segera tiba, bahkan jika daun baru bertunas, musim semi belum berakhir, tetapi sentuhan kehijauan telah ditambahkan.