Oregairu Shin Volume 1 Prelude Bahasa Indonesia
Prelude : Jadi, Hikigaya Komachi Berkata Seperti Ini.
Baca selanjutnya : Oregairu Shin Vol 1 Chapter 1
Meskipun kalian tanya Komachi tentang hal-hal seperti ini, sebenarnya Komachi tidak tau juga... kalian bahkan bisa bilang kalau Komachi juga ingin menanyakan hal yang sama. Hmm...
Pertama-tama, Komachi berpikir untuk menanyakan penjelasan dari Onii-chan, tapi saat aku mencoba membuka mulut untuk bertanya, Komachi tidak berani tanya yang lebih detail, atau mungkin sebenarnya aku terlalu malu.
Tidak, sama sekali tidak seperti itu. Bukan karena “Nanti Kakakku akan direbut dariku”, ahhh itu sangat menyedihkan, aku akan menangis, itu memalukan... Ah, kalimat itu mendapat Poin Komchi yang tinggi! . sebenarnya itu tidak seperti itu loh ya!
Tidak, Komachi tidak sedang mengancam kok, serius. Kalau kamu tanya, seberapa banyak yang aku katakan tadi itu benar. Cukup benar kok. Sejujurnya, Komachi selalu berpikir kalau yang terbaik untuk Onii-chan agar segera menikah. Ugh, aku enggak mengancam kok. Aku sama sekali tidak merasa kesepian. Karena itulah aku bilang kalau Komachi berkata yang sejujurnya. Beneran, ini tak bisa jadi lebih benar lagi.
...Jadi yang aku bilang itu Benar!
Betapa frustasinya, hal ini langsung membuat jengkel Komachi! Mau berapa kali kalian menanyakan hal yang sama! Apa orang tua kalian Burung Kakak Tua atau burung Parkit atau semacamnya? Kalau begitu, ya memang begitulah. Begitulah adanya! Kalau begitu, ya mau bagaimana lagi. Kalau dipikir-pikir, sepertinya Komachi menjadi kompetitor dalam kompetisi ‘Orang Paling Menyebalkan’.
Tidak, Komachi benar-benar tidak merasa kesepian ataupun cemburu. Jadi bukan berarti Komachi menolak untuk mengakuinya. Hanya saja... ini sangat memalukan.
Kondisi ini seperti mendengar Papa & Mama menceritakan soal awal kisah cinta mereka. Bukankah orang akan merasa tidak nyaman saat mendengarkan kemesraan antara orang tua mereka? Perasaan ini, akan jadi lebih buruk kalau sang pencerita, memerah karena malu, menceritakan kisahnya dengan penuh cinta dan mendetail.
Biasanya, siapapun yang mendengar cerita seperti itu, akan mulai bermain dengan jarinya dengan perasaan tak nyaman yang bergulung di mulutnya. Itu benar, bahkan saat ini, mereka pasti memiliki ekspresi yang sama seperti wajahnya Komachi.
Mendengar Onii-chan bercerita mengenai kisah cintanya membuatku merasakan hal yang sama. Kalian bisa paham kan? Nah, kalian bisa melakukannya?
Kupikir, aku selalu menjaga jarak yang tepat dalam hubungan kami, jadi Komachi bisa tetap tenang meski kami bercerita soal cinta. Apa? Kalian bilang kalau itu tidak benar, dan kami selalu dekat? Benarkah? Aku sendiri bahkan tidak yakin, tapi pokoknya, begitulah yang selalu terjadi antara onii-chan dan adiknya, begitulah adanya.
Karena itulah sampai hari ini Komachi tidak ada masalah dengan obrolan cinta seperti itu. Komachi juga tidak yakin, apakah itu karena Komachi tidak bisa mengerti kalimat kalian saat itu, atau karena Komachi masih berpikir kalau itu tidak nyata.
Ah, tidak, tidak, bukan karena sebelumnya aku belum pernah membayangkannya, tapi maksudku kalau aku benar-benar tidak memikirkan hal seperti itu. Sebelumnya Komachi membayangkan situasi yang tidak pasti seperti “Senangnya! Senangnya! Onee-chan!”.
Tapi sebenarnya, bukan hanya itu.
Apa? Mengulangi yang baru saja aku katakan? Senangnya! Senangnya! Onee-chan! Maksudmu yang ini?
Satu ronde lagi? Kita sedang tidak berada di sauna, ‘ronde’ macam apa yang kalian maksud?
Pokoknya, biar Komachi katakan sekali lagi, Komachi sangat service-oriented (TL Note: yang aku tangkap disini maksudnya adalah Komachi itu tipe orang yang akan memberikan segalanya untuk yang dia cintai.)
1, 2, 3, Onee-san!
Huu...
Apa-apaan orang ini... Ah, aku minum teh dulu ya.
Huu...
Ah, maaf, mari kita lanjutkan. Komachi sebenarnya berpikir kalau aku bukanlah yang harus meminta maaf, tapi mari kita kesampingkan dulu.
Komachi sendiri memang pernah mendengar Onii-chan menyebutkannya. Dia juga berjanji kalau ada sesuatu yang terjadi, dia akan menceritakannya pada Komachi.
Karena di seperti itu, meski kalian bertanya padanya, dia akan menutupi banyak hal dan tidak akan mengatakan yang sebenarnya. Jadi Komachi akan menunggu dengan sabar; sampai akhirnya dia membukanya sedikit demi sedikit. Dengan begini, Komachi dengan sabar bisa mulai menerima kenyataan, atau begitulah yang kupikir...
... tetapi banyak hal yang tak berjalan sesuai yang ku harapkan.
Tidak, pertamanya aku mengikuti mood dan dengan lambat menanyakan banyak pertanyaan langsung. Tapi saat sampai di level “Jadi? Apa kalian berdua benar-benar berpacaran?”. Topik tiba-tiba menjadi sangat serius.
Apa kau tau, Onii-chan membersihkan tenggorokannya dengan ekspresi yang tertekan, lalu dia berkata padaku dalam nada yang serius,
“Komachi, ada sesuatu yang ingin ku beritahukan padamu...”
Kupikir dia akhirnya akan masuk ke poin itu.
Jadi Komachi meluruskan badan, dan mendengarkan dengan punuh perhatian pada kalimat yang akan dia ucapkan.
Tetapi, dia malah tidak mengatakan apa-apa, memerah karena malu, dia tergagap dalam suara yang seperti suara nyamuk. “hmm, ini seperti... kau tau, aku pikir... ini berjalan dengan baik.”
Telinganya memerah karena malu dan dia tidak berani melihat langsung kepadaku, mengeluarkan sedikitpun “huh.” Tertawa. Aku tidak tau harus menyebutnya menjijikkan, imut, atau polos, serta aku tidak tau harus bahagia atau sedih. Tetapi, aku malah jadi malu juga.
Setelah itu aku hanya bisa bilang “Ooh! Oh, begitu ya? Bagus sekali, ya kan! Kalau begitu, Komachi bisa tenang sekarang.” Sambil berpura-pura untuk menyudahi obrolan dengan sedikit sopan santun... Dasar, aku sendiri juga kaget, aku tidak tau kalau aktingku sebagus ini... Kalau aku tidak waspada, aku mungkin akan menjadi wanita buruk yang bermain-main dengan para pria.
Ah? Cara Onii-chan dan aku saat keluar dari suatu situasi itu sangat mirip? Tidak tidak tidak, mirip bagaimana; sama sekali tidak mirip. Kalau kamu mengatakannya sekali lagi, aku akan marah!
Itu karena mereka tidak mirip sama sekali! Caranya Onii-chan itu menggunakan kombinasi dari komentar mengutuk diri sendiri yang aneh, yang mana menjijikkan, sedangkan gayanya Komachi itu sangat imut dan sangat unik... Kenapa kamu ketawa? Eh... Tidak, seperti yang aku bilang: mereka tidak mirip sama sekali...
Tetapi, aku akui kalau kamu tidak salah saat bilang kalau aku mencoba keluar dari situasi yang tadi.
Kami berdua tau...
Itu benar, secara tidak sengaja aku menghindari masalah...
Mungkin Onii-chan juga seperti itul
Mungkin ada beberapa hal yang dia tidak tau bagaimana cara mengatakannya, seperti dia punya duri di hatinya yang tidak bisa dicabut, jadi dia tidak menjelaskan apapun ke Komachi lagi.
Tapi... mungkin ini hanya asumsiku saja.
Ah, bukan, bukan berarti ada sesuatu yang spesifik. Tetapi, Komachi tidak bersama Onii-chan setiap waktu dan belum mendengar keseluruhan ceritanya, tentu saja masih banyak bagian yang Komachi tidak tau.
Tapi saat aku sedang ada di Ruangan Klub, aku tidak tahan untuk berpikir, “ah, onii-chan sedang melamun lagi.”
Kau tau? Saat pikirannya Onii-chan jadi ngeblank, seringkali dia akan memikirkan masalah rumit lainnya, dan kau akan melihat wajahnya yang berbelit dan berkerut.
Ya, ya, ya, seperti “Prem Cowok.” (TL Note: Sejenis maskot prem manis yang dijual di Jepang. )
Ah, jadi kalian sudah tau ya. Kalian memang hebat.
Ugh, seperti yang kubilang, akan lebih baik kalau dia membuat ekspresi yang mudah dipahami seperti pandangan marahnya, tapi seluruh wajahnya hanya menunjukkan ekspresi yang masam.
Untuk hal seperti ini, tidak mungkin bagi kalian untuk tau kecuali kalau kamu sudah bersamanya seumur hidupmu... inilah yang awalnya kupikirkan – Benarkah?
Selain Komachi, apa ada orang lain yang juga menemukannya? Oh oke.
Kalau begitu, karena semua orang sudah tau... sepertinya Komachi tidak lagi dibutuhkan.
... ah.
Ah ah ah, tolong hentikan, jangan mengacak-acak rambutku. Ahoge (TL note : Ahoge = rambut yang muncul diatas kepala.) itu susah dirapikan... kenapa orang ini menggunakan kekuatan besar untuk mengelus kepala orang lain... aah, lepaskan tanganmu dariku. Tidak, aku tidak keberatan kalau sedikit lebih lembut.
Ya, kau benar.
Serius, bahkan kalau Komachi tidak melakukan apa-apa, orang itu akan melakukannya.
Ahh.... hehe, mendengar apa yang kalian katakan, membuatku sedikit lebih nyaman.
Ah! Tunggu dulu! Karena itulah aku bilang jangan mengelus rambutku! JANGAN! Lagipula, aku tidak merasa tertekan atau sesuatu seperti itu.
Tetapi, masa depan memang membuatku sedikit khawatir, aku penasaran berapa banyak rintangan yang ada didepan kami... saat aku memikirkan hal-hal yang dapat terjadi mulai sekarang, aku benar-benar menjadi khawatir.
Ya, seperti yang kalian pikirkan.
Aku pikir situasi saat ini akan berlanjut untuk sementara waktu.
Tapi kupikir ia akan berubah seiring waktu.
Entah Komachi, atau Onii-chan, atau semua member Klub Relawan.
Apa ini awal dari kehidupan yang baru? Hm, hasilnya luar biasa lancar! Tak ada yang spesial, hanya saja semua orang sedang melakukan yang terbaik secara perlahan.
Klub kurang lebih masih sama... Aku pikir malah berjalan dengan lancar... Entah perasaan baik atau buruk... Jadi, kalau kalian dapat mengawasinya untuk sebentar lagi, aku akan sangat senang sebagai Adiknya. Ah! Itu mendapat Poin Komachi yang sangat tinggi!
Akan aku beritau kalau ada yang lain!
Jadi itu saja... Tolong bersabar untuk sedikit lebih lama lagi!
Baca selanjutnya: Oregairu Shin Vol 1 Chapter 1